3PLs BM-SCM

THIRD PARTY LOGISTICS IN PARACETAMOL

  1. PENDAHULUAN

Pengertian Supply Chain Management (Manajemen Rantai Pasokan) – Dalam Industri Manufakturing, Kegiatan Utamanya adalah mengkonversikan berbagai bahan mentah serta bahan-bahan pendukungnya menjadi barang jadi dan mendistribusikannya kepada pelanggan. Dengan menjalankannya kegiatan tersebut, maka apa yang disebut dengan Supply Chain atau Rantai Pasokan pada dasarnya telah terbentuk. Namun bagi sebuah perusahaan manufakturing, kegiatan Supply chain atau Rantai Pasokan ini perlu dijalankan dengan efektif dan efisien sehingga diperlukan Manajemen yang Profesional dalam pelaksanaannya. Manajemen tersebut biasanya disebut dengan Manajemen Rantai Pasokan atau Supply Chain Management yang sering disingkat dengan singkatan SCM.

Dunia bisnis farmasi merupakan bisnis yang sangat kompetitif, karena banyaknya new entrants yang menggeluti bisnis ini. Rantai pasok dalam bisnis farmasi sangatlah penting, mulai dari suplier bahan baku hingga pengiriman barang jadi. Berdasarkan (Frazelle, 2002) menuliskan bahwa transportasi adalah aktifitas logistik yang termahal, biayanya 40% dari total pengeluaran perusahaan di bidang logistik. Pada perusahaan farmasi ini untuk pengiriman barang jadi dari pabrik ke cabang-cabang di seluruh indonesia menggunakan pihak ketiga yang sering disebut dengan third-party logistic (3PL). Pengiriman barang dari pabrik ke satu cabang dapat dilayani lebih dari satu 3PL, sehingga setiap pengiriman ke cabang tersebut perusahaan masih harus memilih lagi 3PL yang akan mengirim barang ke cabang tersebut. Hal ini akan membuat perusahaan sulit untuk memprediksi 3PL mana yang akan digunakan di setiap periode pengiriman barang ke cabang.

  1. PENGERTIAN 3 PLs

 

 

Berdasarkan Badan Supply Chain Management Profesional, Third Party Logistic (3PL) dapat didefinisikan sebagai perusahaan yang menyediakan beberapa layanan logistik untuk digunakan oleh pelanggan. Lebih baik apabila layanan digabungkan dan dijadikan satu oleh penyedia layanan. Penyedia layanan 3PL biasanya mengkhususkan diri pada pekerjaan yang terintegrasi, yaitu pelayanan gudang dan transportasi yang dapat di buat dan disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan berdasarkan kondisi pasar, permintaan, dan kebutuhan layanan pengiriman untuk produk dan materialnya.

Woo dan Saghiri (2011) mendefinisikan 3PL sebagai hubungan antarmuka dalam rantai pasok dan third party logistics provider, dimana jasa logistik ditawarkan, dari yang standar hingga sesuai dengan keinginan konsumen, dalam hubungan jangka pendek atau jangka panjang, dengan tujuan mencapai efektivitas dan efisiensi.

“Aturan untuk proses penggudangan dan manajemen inventori yang terkait, adalah bagian integral dari banyak definisi tentang teori 3PL, dan dikutip sebagai elemen aktifitas noncompulsory yang pertama, ini menunjukkan fakta bahwa untuk kebanyakan 3PL perhatian utama pada aktifitas non-transport adalah area ini” (Sweeny dan Evangelista, 2005, 3). Perusahaan 3PL menyewakan fasilitas seperti gudang, mereka berinvestasi dengan membangun fasilitas sendiri pada lokasi yang strategis dalam jaringan transportasi atau dekat dengan pasar utama, atau dalam beberapa kasus mereka membangun pada lokasi yang spesifik, yang dekat dengan fasilitas pelanggan. Pergudangan pada 3PL digunakan untuk mengelola inventori, baik barang baku ataupun barang jadi. Tergantung pada kebutuhan dan jumlah dari pekerjaan, 3PL mungkin mempersiapkan fasilitas sepenuhnya berdasarkan kebutuhan yang spesifik dari klien atau menyediakan ruang penyimpanan dan layanan untuk berbagi fasilitas ataupun juga menyediakan tempat untuk penyimpanan pallet yang penggunaannya berdasarkan sewa dari klien. Ketiga cara ini digunakan tergantung pada kebutuhan khusus dari rencana logistik.

  • Transportation

Transportasi merupakan aspek yang sangat penting dalam rantai pasok. Hal ini dibuktikan dengan kenyataan bahwa transportasi mengambil porsi sepertiga sampai dua pertiga dari biaya logistik (Ballou, 2004). Sementara itu, menurut chopra dan Meindl (2007), logistik memegang peranan sekitar 21 % dari seluruh biaya dalam perusahaan manufaktur. Hal ini cukup menjadi alasan mengapa transportasi menjadi fokus perhatian dalam banyak pembahasan tentang rantai pasok. Konsolidasi merupa-kan hal yang seringkali harus dipertimbangkan dalam persoalan transportasi, dimana barang yang harus dikirim ke beberapa tujuan dikonsolidasikan dalam satu kendaraan untuk tujuan menghemat biaya. Berbagai permodelan biaya transportasi telah dilakukan dalam penelitian – penelitian rantai pasok, hal tersebut dilakukan untuk mencari model yang tepat dalam menggambarkan perilaku biaya tansportasi suatu rantai pasok. Pemodelan tersebut tidak hanya akan mempengaruhi akurasi model dalam menggambarkan persoalan rantai pasok, tetapi sekaligus akan mempengaruhi tingkat kesulitan dalam menyelesaikan problem rantai pasok.

Adapun cakupan jasa dari Third Party Logistics Transportation/distribution, yaitu :

  1. general trucking service (TL, LTL)
  2. intermodal transportation service (rail, ocean, air freight)
  3. specialized services (bulk, tank, hazardous material, refrigerated goods, etc.)
  4. time-constrained services (JIT, over night, same day, etc.)

 

  1. Warehousing

Gudang adalah tempat menyimpan barang yang akan dimuat atau setelah dibongkar dari kapal. Gudang dapat dibedakan menjadi beberapa bagian , yaitu:

  1. Menurut Wilayah Bea dan Cukai.
  • Gudang Lini I.
  • Gudang Lini II
  • Gudang Verlengstuk.
  • Gudang Entreport.
  1. Menurut Lamanya Penyimpanan
  • Short Term Storage, yaitu barang yang disimpan bersifat sementara sebelum dimasukan dalam Lini I.
  • Long Term Storage, yaitu barang yang disimpan cukup lama dalam suatu gudang karena suatu keadaan dimana barang tersebut masih harus berada di Pelabuhan.
  1. Menurut Jenis Muatan.
  • Gudang Umum
  • Gudang Khusus
  • Gudang Muatan Berbahaya
  1. Menurut Bentuknya.
  • Gudang Tertutup (warehousing).
  • Gudang Terbuka (open storage).
  1. Menurut Fungsinya

gudang mempunyai 6 fungsi:

  • Pemindahan (transfer)
  • Penerima (receiving)
  • Penyimpanan (storage).
  • Pengerjaan (handling)
  • Pembungkusan (Packing).

Adapun cakupan jasa dari Third Party Logistics Warehousing /distribution, yaitu :

  1. public/contract/regional warehouse
  2. operation technology (bar coding, radio frequency, etc.)
  3. value-added services (cross-docking, freight consolidation, pick & pack, etc.)
  4. Cross-Docking

Cross docking adalah konsep manajemen warehouse dimana produk dikirim ke warehouse dengan truk masuk lalu segera dipilah, diatur berdasarkan permintaan customer, dikirim ke dok pengiriman dan dimuatkan ke truk keluar untuk dikirim ke customer tanpa dilakukan penyimpanan produk di dalam warehouse (Yu dan Egbelu 2008). Konsep ini muncul karena meningkatnya tekanan pada sistem distribusi untuk membuat operasi menjadi lebih efisien sehingga dapat menurunkan biaya distribusi. Selain itu, juga muncul permintaan customer untuk mendapatkan pelayanan yang lebih baik, meliputi pengiriman yang lebih akurat dan tepat waktu. Cross docking secara potensial dapat mengontrol biaya logistik dan distribusi karena menghilangkan beberapa proses dalam pergudangan tradisional seperti penyimpanan dan pengambilan produk ketika pelanggan membutuhkan. Disamping mampu menurunkan biaya distribusi, cross docking secara simultan meningkatkan service level pelanggan (Apte & Viswanathan, 2000). Beberapa industri yang sukses menerapkan sistem cross docking dalam menghasilkan competitive advantage antara lain: Wal Mart, UPS, Toyota, dan penyedia jasa less-than-truckload logistic.

Pada sistem cross docking, diperlukan proses pemindahan muatan yang efisien sehingga diperlukan sinkronisasi truk masuk dan truk keluar agar penyimpanan di dalam terminal tetap rendah dan dapat mencapai pengiriman yang tepat waktu. Untuk mencapai tujuan ini, beberapa prosedur penjadwalan telah diperkenalkan beberapa tahun terakhir yang disebut dengan truck scheduling problem. Penelitian ini difokuskan pada tipe sistem cross docking dimana truk masuk yang dijadwalkan datang di dok penerimaan kemudian produk dibongkar, lalu dikategorikan dan langsung dimasukkan ke truk keluar yang dijadwalkan di dok pengiriman atau diletakaan di penyimpanan sementara. Fungsi tujuan dari sistem ini adalah memindahkan produk dari truk masuk ke truk keluar sesegera mungkin sehingga dapat meminimalkan total waktu operasi yang disebut makespan. Penempatan produk dari truk masuk ke truk keluar juga ditentukan secara simultan bersama dengan urutan truk masuk dan truk keluar.

 

 

 

  1. Inventory Management

Sistem Inventory dalam suatu perusahaan pada umumnya meliputi rangkaian dari Sistem Pembelian Barang ( Purchasing ), Sistem Penerimaan Barang( Receiving ) dan Sistem Bagian Gudang ( Store ), yangnantinya semua akan bermuara kepada Sistem Akuntansi. Masing-masing sistem memiliki proses yang berbeda misalnya sistem pada Bagian Gudang terdapat proses untuk melakukan pemesanan barang ke gudang atau yang disebut dengan Store Request (SR), melakukan permintaan pembelian barang ( Purchase Request ) ke Bagian Pembelian,penyesuaian stok antara sistem dan stok fisik ( Stock Opname) dan lain-lain. Sistem pada Bagian Pembelian terdapat proses untuk melakukan pengolahan data transaksi permintaan pembelian barang dari Bagian Gudang dan melakukan pemesanan barang ke supplier. Sistem pada Bagian Penerimaan Barang terdapat proses untuk melakukanpenerimaan barang dari supplier berdasarkan formulir pesanan barang atau yang disebut dengan Purchase Order  yang telah dikirimkan sebelumnya oleh Bagian Pembelian Barang ke supplier. Bagian penerimaan juga dapat melakukan proses pengembalian barang ke supplier atau disebut dengan Retur.

 

 

 

 

 

 

  • Packaging

Packaging/kemasan, diartikan secara umum adalah bagian terluar yang membungkus suatu produk  dengan tujuan untuk melindungi produk dari cuaca, guncangan dan benturan-benturan, terhadap benda lain. Setiap bentuk barang  benda yang membungkus suatu benda di dalamnya dapat disebut dengan packaging/kemasan sejauh hal tersebut memang melindungi isinya.

Untuk menampilkan image dan pandangan terhadap suatu isi produk, maka packaging biasanya dibentuk atau di desain sedemikian rupa, sehingga pesan yang akan disampaikan akan dapat ditangkap oleh pemakai produk dengan baik. Untuk membuat suatu packaging/kemasan tidak hanya tergantung dari beberapa material saja, tetapi banyak berbagai jenis material yang bisa digunakan.

Pengemasan merupakan suatu perlakuan pengamanan terhadap bahan atau produk baik yang sudah mengalami pengolahan atau belum sampai ke tangan konsumen dengan kondisi baik. Dalam dunia farmasi biasa digunakan teknik pengemasan strip untuk sediaan solid. Untuk mengemas barang yang cukup banyak atau bulk material digunakan, multi wall paper sack. Saat ini manusia menggunakan teknologi untuk membuat kemasan plastik sintetik. Banyak faktor yang harus di pertimbangkan dalam memilih komponen-komponen pengemasan untuk bentuk-bentuk takaran bahan padat, seperti kecocokan produk hingga aspek kemudahan pengaksesan. Secara garis besar fungsi pengemasan adalah sebagai berikut :

  1. Mewadahi produk selama distribusi dari produsen hingga ke konsumen, agar produk tidak tercecer, terutama untuk cairan, pasta atau butiran.
  2. Melindungi dan mengawetkan produk, seperti melindungi dari sinar ultraviolet, panas, kelembaban udara, oksigen, benturan, kontaminasi dari kotoran dan mikroba yang dapat merusak dan menurunkan mutu produk.
  3. Sebagai identitas produk, dalam hal ini kemasan dapat digunakan sebagai alat komunikasi dan informasi kepada konsumen melalui label yang terdapat pada kemasan.
  4. Meningkatkan efisiensi, misalnya : memudahkan penghitungan (satu kemasan berisi 10, 1 lusin, 1 gross dan sebagainya), memudahkan pengiriman dan penyimpanan. Hal ini penting dalam dunia perdagangan.
  5. Melindungi pengaruh buruk dari luar, melindungi pengaruh buruk dari produk di dalamnya, misalnya jika produk yang dikemas berupa produk yang berbau tajam, atau produk berbahaya seperti air keras, gas beracun dan produk yang dapat menularkan warna, maka dengan mengemas produk ini dapat melindungi produk-produk lain di sekitarnya.
  6. Memperluas pemakaian dan pemasaran produk, misalnya penjualan kecap dan sirup mengalami peningkatan sebagai akibat dari penggunaan kemasan botol plastik.
  7. Menambah daya tarik calon pembeli.
  8. Sarana informasi dan iklan.
  9. Memberi kenyamanan bagi pemakai (Julianti dan Mimi, 2006).
  • Freight Forwading

Usaha Jasa Pengurusan Transportasi (freight forwading) adalah kegiatan usaha yang ditujukan mengurus semua kegiatan yang diperlukan bagi terlaksananya pengiriman dan penerimaan barang melalui transportasi darat, laut atau udara yang dapat mencakup kegiatan penerimaan, penyimpanan, sortasi, pengepakan, pengukuran, penimbangan, pengurusan penyelesaian dokumen, penerbitan dokumen angkutan, perhitungan biaya angkutan, klaim asuransi atas pengiriman barang serta penyelesaian tagihan dan biaya-biaya lainnya berkenaan dengan pengiriman barang- barang tersebut sampai dengan diterimanya oleh yang berhak menerimanya.

Sudah sejak lama freight forwarier diketahui sebagai kunci perantara yang terlibat dalam transportasi barang (cargo) dari titik asal (origin) ke titik tujuan (destination) melalui laut maupun udara. Lebih mendetail Lai dan Cheng (2004) menjelaskankan bisnis utama dari freight forwarder adalah membeli jasa transportasi dari bermacam-macam pelayaran atau pemilik kapal (carrier) dan membuat suatu rangkaian pengiriman (shipment) dari beberapa pengirim barang (shipper) dalam jumlah kecil ataupun besar, ke tujuan tertentu dengan harga yang lebih murah. Dari perspektif ini layanan jasa freight forwarding dipandang penting oleh perusahaan yang bekerja keras untuk mencapai dua tujuan sekaligus yaitu kepuasan pelanggan (pengiriman produk pada kondisi, waktu dan tempat yang tepat) serta penghematan biaya (menghindari aktivitas dan biaya yang tidak perlu untuk menangani sendiri urusan cargo dan dokumen). Jangkauan bisnis freight forwarding sebagai penyedia jasa transportasi barang dan pihak ketiga (3PL : Third Party Logistic) sudah pada tingkat internasional dan menurut Lieb dan Miller (2002) peranannya masih akan terus bertumbuh. Murphy dan Daley (2001) berspekulasi bahwa industri freight forwarding sedang mengalami perkembangan yang luar biasa berkaitan dengan perubahan regulasi, kemajuan teknologi, dan tekanan dari customer dan competitor yang mengharuskan perusahaan freight forwarding terus bertumbuh untuk bisa survive dan berhasil. Hal ini pula yang menuntut perusahaan forwarding untuk work hard dan work smart dalam menentukan strategi yang tepat bagi pertumbuhannya.

 

 

 

 

 

 

  1. KESIMPULAN (OPTIONAL)

Pada dasarnya penerapan 3PLs (Third Party Logistics) diperlukan dalam manajemen sistem rantai pasok dalam industri kedokteran(Medicine). Karena dalam prosesnya yakni memiliki keuntungan dimana dapat mengurangi beban biaya dan tenaga kerja yang banyak, selain itu penggunaannya memanfaatkan sumberdaya dari luar yang berhubungan dengan aktivitas logistik dan distribusi termasuk juga memberikan kontribusi dalam perencanaan suatu bisnis proses sebuah perusahaan. Hal inilah yang membuat 3PLs masuk kedalam salah satu bagian terpenting dalam  Supply Chain- Management System.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

 

  1. Abdillah, L. A. (2017). Business Modeling – Supply Chain Management. Retrieved from http://blog.binadarma.ac.id/mleonaa/teaching/business-modeling-supply-chain-management/
  2. Firdaus, O. M., Hartati, V., Prambudia, Y., & Saptadi, S. (2015). Supply Chain Management.
  3. Simchi-Levi, D., Simchi-Levi, E., & Kaminsky, P. (1999). Designing and managing the supply chain: Concepts, strategies, and cases: McGraw-Hill New York.
  4. Sudianto, E., Abdillah, L. A., & Andryani, R. (2013, September). Analisisdan perancangan e-supply chain management pada distribusi karet  Paper presented at the Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi V 2013 (Semnastik2013) Hotel Aryaduta, Palembang.
  5. Purnomo, Hari, 2004, Perencanaan dan Perancangan Fasilitas, Edisi Pertama, Yogyakarta: Graha Ilmu.
  6. https://www.youtube.com/watch?v=Z3z23jDU38Q
  7. https://www.youtube.com/watch?v=XI6B11PvOP0
  8. http://mmt.its.ac.id/download/SEMNAS/SEMNAS%20XVI/MI/34.%20Azizah%20Nurmasari.pdf
  9. file:///C:/Users/User/Downloads/IDENTIFIKASI_DAN_USULAN_PERBAIKAN_MODEL.pdf
  10. Transportation :
  11. https://www.youtube.com/watch?v=fqrh_qDpIhc
  12. https://www.youtube.com/watch?v=qTq2aphD3Lc
  13. http://journal.binus.ac.id/index.php/BBR/article/view/1079/946
  14. https://www.researchgate.net/profile/Ahmad_Rusdiansyah/publication/266526533_PERMODELAN_RANTAI_PASOK_DUA_ESELON_DENGAN_MEMPERTIMBANGKAN_DISKON_BIAYA_TRANSPORTASI_DAN_KELAYAKAN_KONSOLIDASI/links/54f5efce0cf2ca5efefd7080.pdf
  15. Warehousing :
  16. https://www.youtube.com/watch?v=oYZ-RucaiIM
  17. https://www.youtube.com/watch?v=PS7gWinRim0
  18. https://www.academia.edu/25345608/Warehousing
  19. Cross-Docking :
  20. https://www.youtube.com/watch?v=s0NhSn9SCIc
  21. https://www.researchgate.net/profile/Budi_Santosa9/publication/267840934_PENJADWALAN_TRUK_PADA_SISTEM_CROSS_DOCKING_DENGAN_PENYIMPANAN_SEMENTARA_DENGAN_ALGORITMA_HYBRID_CROSS_ENTROPY-GENETIC_ALGORITHM/links/56c1e3dc08aeedba0567bee8.pdf
  22. Inventory Management :
  23. https://www.youtube.com/watch?v=A3npFRz77D0
  24. https://www.youtube.com/watch?v=On5Nn6EeQTg
  25. https://www.academia.edu/2331729/Sistem_Informasi_Manajemen_Inventori_Pada_Perusahaan_Layanan_Jasaboga_Pesawat_Udara
  26. Packaging :
  27. https://www.youtube.com/watch?v=YSrH_GNVMI4
  28. https://www.youtube.com/watch?v=4ShVXPbI9Mw
  29. https://tsffarmasiunsoed2012.wordpress.com/2012/05/19/packaging-pharmaceutical-product/ diakses pada 12 Mei 2017
  30. Frieght Forwading :
  31. https://www.youtube.com/watch?v=HMaA5SKo63E
  32. http://eprints.undip.ac.id/15425/1/Berti_Stiowati.pdf
  33. http://newfanyaauraresta.blogspot.co.id/2012/06/freight-forwarding_10.html diakses pada 12 Mei 2017

Tinggalkan komentar